This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 16 Juli 2014

“Allah Telah Menyiapkan Pintu Keberhasilan Untuk Kita”



Usaha!
Kata itu yang paling pantes buat manusia, masalah takdir, kita bakal belajar dimana, tinggal di daerah mana, kita bakal kerja dimana, itu semua urusan yang di atas J
saya sempet sedih, buat pengumuman SBMPTN ini, mungkin buat beberapa orang pengumuman ini jadi hal yang sangat ga penting atau biasa aja, tapi buat saya, serius, ini hal yang penting :’(
Di atas saya beri judul “Allah Telah Menyiapkan Pintu Keberhasilan Untuk Kita”
₪₪₪₪₪₪₪
Dulu, ketik masih di asrama, mungkin saya sering ngasih temen temen yah sedikit semangat tentang apa itu optimis, tapi, dengan belum keberuntungan saya di SBMPTN ini, saya merasa omongan saya tak membekas di hati saya. Awalnya.
Namun, saya tersadarkan oleh kisah Siti hajar, istri Nabi Ibrahim, ibunda dari Nabi Isma’il.
Suatu pertanyaan yang memulai kisah ini “Apakah selalu usaha-usaha  kita yang akan ditaburi keajaiban?”
Saya kutip dari buku Dalam Dekapan Ukhuwah
>>Siti Hajar dan bayinya telah ditinggalkan oleh Ibrahim di lembah itu. Sunyi kini menyergap kegersangan yang membakar. Yang ada hanya pasir dan cadas yang membara. Tak ada pepohonan tempat bernaung. Tak terlihat air untuk menyambung hidup. Tak tampak insan untuk berbagi kesah. Kecuali bayi itu. Isma’il. Dia kini mulai menangis begitu keras karena lapar dan kehausan.
Maka Hajar pun berlari, mencoba mengais jejak air untuk menjawab tangis putra semata wayangnya. Ada dua bukit disana. Dan dari ujung ke ujung coba telisiknya dengan seksama. Tak ada. Sama sekali tak ada tanda. TAPI DIA TERUS MENCARI. BERLARI. BOLAK BALIK TUJUH KALI. Mungkin dia tahu, tak pernah ada air disitu. Mungkin dia hanya ingin menunjukkan kesungguhanya pada Allah. Sebagaimana ia yakinkan sang suami, “jika ini perintah Allah, Dia takkan pernah menyia-nyiakan kami!”
Maka keajaiban itu memancar. Zam –zam! Bukan. BUKAN DARI JALAN YANG DIA SUSURI ATAU JEJAK-JEJAK YANG DIA TOREHKAN DI ANTARA SHAFA DAN MARWA . Air itu justru muncul dari kaki Isma’il sang bayi. Yang menangis. Yang haus. Yang menjejak-jejak. Dan Siti Hajar pun takjub. Begitulah keajaiban datang. TERKADANG TAK TERLETAK DALAM IKHTIAR-IKHTIAR KITA.
Mari belajar pada Siti hajar, makna kerja keras itu adalah menunjukkan kesungguhan kita kepada Allah. Mari berusaha sekeras sekeras Siti Hajar dengan Gigih, dengan yakin. Bahwa Dia tak pernah menyia-nyiakan iman dan amal kita. Lalu biarkan keajaiban itu datang dari jalan yang tak kita sangka atas Iradah-Nya yang Maha Kuasa. Dan biarkan keajaiban itu menenangkan hati ini dari arah manapun Dia kehendaki.
“Berusaha Saja. Maka Keajaiban Akan Menyapa Dari Arah Tak TerdugaJ
Disini, penulis hanya ingin share kisah saya, dan mungkin kakak kelas saya yang telah melewati masa masa sulit tahun lalu, dengan ketidak lolosan di jalur SBMPTN, namun mereka tetap bisa bersinar hingga hari ini dengan prestasi prestasi yang mereka punya.
Pasti. Takdir Allah sangatlah pasti, tak pernah sedikitpun terubah, sudah tertuliskan di zaman sebelum dunia ini terbentuk.
Namun, kita adalah hamba, dimana kita hanya mampu berusaha, kisah Siti hajar sangat menginspirasi saya, sebagai seorang muslimah yang sangat percaya bahwa Allah TAK AKAN pernah menyia-nyiakan usaha hambaNya.
Ini adalah takdir terbaik Allah.
Mungkin Allah akan membukakan pintu keberhasilan bagi teman teman yang mengikuti ujian mandiri Universitas Gadjah Mada, ujian mandiri Universitas Diponegoro, ataupun universita-universitas lain yang mengadakan ujian mandiri. Yakinlah!. Allah telah mentakdirkan kita yang terbaik. Di jurusan maupun universitas yang terbaik menurutNya J
Masih ingatkah teman teman di dalam Surat Al-baqoroh telah disebutkan yang kurang lebih artinya, barangkali yang engkau sukai tidak baik menurut Allah, dan barangkali yang engkau benci merupakan yang terbaik menurut Allah. Jadi, memang saya ga suka saya ga lolos di jalur ujian SBMPTN ini, namun, yakinlah, inilah yang terbaik bagi saya menurut Allah J
Allah pasti telah menyiapkan kursi tempat kita untuk melanjutkan studi di jenjang perguruan tinggi, dan itulah yang terbaik J
Maaf buat teman-teman, guru-guru, orang tua, kakak, adek, yang selama ini tersakiiti oleh perilaku Faza, mohon di maafkan, barangkali juga itu yang membuat doa saya tak di ijabah oleh Allah sang maha pengijabah J
Sekian tulisan saya, barangkali ada salah kata bahkan kalimat saya mohon maaf
Ingatlah! ALLAH TIDAK AKAN PERNAH MENYIA-NYIAKAN HAMBANYA J
wassalam
                                                                                                                             Limpung, 16 Juli 2014

                                                                                                                                 

                                                                                                                                   Laela F. Zakiyah

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.